• SELAMAT DATANG DI WEBSITE PIMPINAN WILAYAH IPM DKI JAKARTA

Sunday, 3 September 2017

Pernyataan Resmi PP Muhammadiyah Terkait Genosida Etnis Rohingya Myanmar

Ilustrasi. Sumber : merdeka.com

JAKARTA, IPMDKI.BLOGSPOT.COM - Kasus genosida etnis Rohingya di Myanmar belum juga berakhir. Kabarnya, tindakan tersebut semakin menjadi-jadi di tengah suasana umat muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha 1438 H.

Menyikapi hal itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan pernyataan resmi dengan sikap mendesak PBB, ASEAN, dan pemerintah Indonesia mengambil sikap atas krisis dan kekerasan kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.

Pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu tertuang dalam surat bernomor: 396/PER/I.0/H/2017 terkait Genosida Etnis Rohingya Terkini di Myanmar. Surat tersebut ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Prof Bahtiar Effendy dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Abdul Muti.

Berikut isi surat pernyataan sikap Pengurus Pusat Muhammadiyah tersebut:


Sumber : suaramuhammadiyah.id

Share:

Ketua Umum PP IPM : Tidak Ada Alasan Membenarkan Pembunuhan Muslim Rohingya

Ketum PP IPM Ipmawan Velandani Prakoso

JAKARTA,IPMDKI.BLOGSPOT.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Velandani Prakoso menyatakan pedapat pribadi sekaligus mewakili Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam mengecam keras konflik di Myanmar yang menjadikan kaum Muslim di Negara Bagian Rakhine sebagai korban.

Menurutnya, konflik tersebut merupakan tindakan sangat tidak terpuji yang dilakukan nyata dalam berbagai bentuk, missal kebencian dan persekusi terhadap kaum Muslim disana.

“Tragedi kemanusiaan yang menimpa masyarakat Muslim Rohingya merupakan tindakan Intoleran
yang nyata dalam bentuk ujaran kebencian, permusuhan dan persekusi terhadap kaum minoritas.” ungkap Velandani dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/9/2017).

Terlebih, lanjut Velandani, tindakan ini tidak beralasan dan tidak membenarkan tindakan tersebut. Juga, bukan Karena perbedaan pula konflik ini terjadi

“Tidak ada alasan yang bisa membenarkan kebrutalan dan pembunuhan sadis yang dilakukan
terhadap masyarakat muslim Rohingya. Perbedaan keyakinan dan ideologi tidak bisa dijadikan alasan untuk memberangus sebuah kelompok.” lanjut dia.

Konflik yang menyebabkan kematian banyak kaum Muslim semakin memburuk di negara bagian Rakhine, Myanmar, dalam tiga hari terakhir hingga Minggu (27/8/2017), dengan hampir 100 orang tewas.

Korban tewas meningkat karena bentrokan bersenjata antara tentara dan militan Rohingya berlanjut untuk hari ketiga, Minggu kemarin, seperti diberitakan kantor berita Perancis, AFP dan media Inggris, The Guardian.

Pemerintah telah mengevakuasi setidaknya 4.000 warga desa non-Muslim di tengah bentrokan yang berlangsung di Rakhine barat laut. Ribuan kaum Muslim Rohingya melarikan diri ke Banglades.*(and)
Share: